Museum Daerah Alor "Museum 1000 Moko" berdiri atas inisiatif Pemerintah Daerah Kabupaten Alor, dimulai pada tahun 2003 dan diresmikan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Piet A. Tallo, SH. di Kalabahi, Kabupaten Alor pada tanggal 4 Mei 2004.
Adapun maksud dari pendirian museum ini adalah merupakan upaya untuk menyelamatkan warisan budaya daerah yang sudah sangat banyak dibawa keluar serta dikuatirkan akan hilangnya semua bukti sejarah dan peradaban bagi anak cucu di masa depan.
Adapun nama museum daerah alor "Museum 1000 Moko" ini mempunyai arti :
Moko : mewakili orang alor dengan kekayaan budayanya
1000 : menunjukkan suatu kondisi banyak, beranekaragam dan harapan.
Museum 1000 Moko ini berada di jalan Diponegoro Kota Kalabahi Kabupaten Alor.
Pada museum ini sesuai dengan namanya, terdapat berbagai macam jenis moko.
Moko adalah benda masa silam yang lahir dari tangan terampit nenek moyang.di zamanya, ia berfungsi sebagai alat musik tradisional yang di gunakan pada waktu upacara adat dan acara kesenian lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu moko juga digunakan sebagai mas kawin untuk meminang calon mempelai perempuan.
Penduduk alor dan para ahli arkeolog meyakini moko sudah berada sejak abad 14 masehi.pada saat itu moko di jadikan sebagai alat tukar menukar barang(barter).
Dan pada abad 17 masehi moko lebih banyak di gunakan sebagai mas kawin dan alat musik tradisional.
Secara fisiknya moko berbentuk seperti drum dengan diameter 40-60cm dan tinggi 80-100cm.benda ini terbuat dari aluminium atau logam.
Di sekujur tubuh dari moko terdapat hiasan yang dibuat menyerupai motif hiasan di zaman kebudayaan dongson,Vietnam utara.
Ada bermacam-macam moko yang dapat kita jumpai di Museum 1000 Moko, yakni :
1. Moko nekara
2. Moko pung,
3. Aimala dan
4. Moko habartur.
Moko Pung
Moko Neraca pada Museum 1000 Moko
Diantara semua moko yang ada, yang menjadi daya tarik pada Museum 1000 Moko ini adalah Moko Nekara.
Moko nekara di temukan pertama kali pada tanggal 20 Agustus 1972 oleh Simon J. Oil Balol, di Desa Aimoli, Kecamatan Alor Barat Laut.
Dalam mimpinya ia berjumpa sebuah penampakan yang luar biasa.ia juga mendapat bisikan akan mendapat benda yang sangat berharga. Setelah ia bermimpi, keesokan harinya ia menggali tanah dengan susah payah hingga akhirnya menemukan moko nekara.
Moko ini diyakini membawa berkah dan bernilai pusaka.
Moko Nekara ini merupakan salah satu hasil kebudayaan masa Perumdagian (Zaman Perunggu).
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Yarid Gomangani, Penjaga Museum 1000 Moko, di Indonesia hanya ada 2 moko jenis Nekara ini yaitu di Museum 1000 Moko di Kalabahi, Alor dan di Selayar.
Pada museum ini juga terdapat fosil-fosil yang juga ditemukan bersamaan dengan penemuan Moko Nekara ini.
Fosil yang ditemukan bersamaan dengan penemuan Moko Nekara
Selain moko, di Museum 1000 Moko ini juga dapat kita temui Alquran yang ditulis diatas kulit kayu dari jaman dahulu, Alkitab dalam bahasa Indonesia jaman dahulu dan juga kopia rotan berlapis sutera dari peninggalan India yang didapat di Alor Kecil, mangkok porselin cina dari Kokar dan Kain sutera "Watola-Saleri-Cindai" dari peninggalan India di Pantar
Alkitab dan Kopia rotan berlapis sutera peninggalan India
Alquran yang ditulis diatas kulit kayu peninghalan dari jaman dahulu
Mangkok Porselen dari cina
Kain sutera "watola-saleri-cindai" peninggalan India
Selain itu juga ada patung perunggu yang ditemukan di Pantar. Diduga patung perunggu ini adalah patung Ratu Tungga Dewi, Ratu Kerajaan Majapahit yang memerintah dari tahun 1328-1350.
Ada juga miniatur perahu naga, yaitu benda yang sangat penting dan sakral. Perahu naga ini adalah representase nenek moyang yang datang menggunakan perahu serta merupakan tempat pelaksanaan upacara adat makan baru.
Dan yang paling utama dari semuanya yang ada di museum ini tentu saja pakaian adat dari kain tenun Khas Kabupaten Alor yang begitu kaya akan motif-motif yang terdiri dari berbagai daerah yang ada di Kabupaten Alor.
Pakaian adat Alor Timur
Pakaian adat Uma Pura
Pakaian adat Pantar
Nah bagi anda yang akan berkunjung ke Kabupaten Alor, khusunya Kota Kalabahi, sisipkanlah sedikit waktu anda untuk mengunjungi Museum 1000 Moko ini, karena dari sinilah kita akan mengetahui sejarah dari masyarakat Alor.
Bersama Penjaga "Museum 1000 Moko", Bapak Yarid Gomangani
No comments:
Post a Comment