Tuesday, April 4, 2017

Propaganda Melalui Media Sosial

Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. 
Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali menyesatkan di mana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan reaksi emosional daripada reaksirasional. Tujuannya adalah untuk mengubah pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu.
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda.
Sebagai komunikasi satu ke banyak orang (one-to-many), propaganda memisahkan komunikator dari komunikannya. Namun menurut Ellul, komunikator dalam propaganda sebenarnya merupakan wakil dari organisasi yang berusaha melakukan pengontrolan terhadap masyarakat komunikannya. Sehingga dapat disimpulkan, komunikator dalam propaganda adalah seorang yang ahli dalam teknik penguasaan atau kontrol sosial. Dengan berbagai macam teknis, setiap penguasa negara atau yang bercita-cita menjadi penguasa negara harus mempergunakan propaganda sebagai suatu mekanisme alat kontrol sosial. (https://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda)
Tidak bisa dipungkiri, media sosial telah tumbuh menjadi alat baru untuk propaganda. Sebagai sebuah alat, propaganda melalui media sosial diyakini mempunyai dampak yang dahsyat. Ini karena media sosial (meminjam istilah Marshal McLuhan) tak lain the extension of man (kepanjangan manusia).



Media sosial dan Propaganda memang terkait satu sama lainnya. Media sosial menjadi unsur terpenting dalam kegiatan komunikasi propaganda untuk menjalankan berbagai kepentingan tertentu. Kepentingan-kepentingan inilah yang kemudian menjadi maslaah karena kerap kali disebarkan dengan tak berimbang.
Kegiatan Propaganda yang dipakai pada media sosial dipakai dengan menggunakan cara agenda setting dan berbagai tekniknya, biasanya dipakai dengan cara-cara yang kotor seperti Black Propaganda pada pemilu misalnya. Pada perhelatan tersebut Propaganda dipakai untuk meruntuhkan dan menjerumuskan lawan politiknya.
Hampir sama dengan Propaganda di kancah politik, dalam melancarkan peperangan pun kemudian Propaganda dipakai sebagai jalan untuk menciptakan kerusuhan, dan rasa tidak percaya seorang pemimpin atau lembaga tertentu. Sebagai contohnya yang lain, yakni ketika Amerika sedang mengadakan penyerangan terhadap Irak sebagai usahanya untuk menciptakan kedamaian. Amerika menyuarakan Propagandanya terhadap publik internasional dengan menuduh Saddam Husein (Presiden Irak) sebagai seorang yang jahat, yang berusaha membuat bom pemusnah masal berupa nuklir. Maka, Propaganda yang diusung Amerika ini ternyata berhasil walaupun pada kenyataannya tuduhan bom tersebut tidak terbukti adanya.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

Museum Daerah 1000 Moko Kabupaten Alor

Jika anda mengunjungi Kabupaten Alor, khusunya Kota Kalabahi, belum lengkap rasanya jika belum menyinggahi Museum Daerah Alor " Museum ...